KOMPAS.com - Taksi tanpa awak alias self-driving car
yang sedang diuji coba di Singapura bertabrakan dengan truk. Hal
tersebut disampaikan oleh regulator transportasi Singapura pada Selasa
(18/10/2016) lalu.
"Kendaraan uji coba itu sedang ganti jalur
ketika bertabrakan dengan truk," begitu tertera di laman Facebook
otoritas transportasi setempat, sebagaimana dilaporkan Reuters dan dihimpun KompasTekno, Rabu (19/10/2016).
Meski
demikian, otoritas Singapura menegaskan tak ada korban dalam insiden
tersebut. Kecelakaan ini juga dianggap wajar, sebab status mobil
tersebut masih dalam uji coba.
Mobil itu disematkan software khusus dari nuTonomy. Startup asal Amerika Serikat tersebut dipercaya mengembangkan teknologi self-driving car untuk dioperasikan sebagai taksi publik uji coba di Singapura sejak Agustus lalu.
Menurut nuTonomy, mobil tanpa awak yang bertabrakan pada Selasa dinihari itu diawasi dua engineer. Laju mobil diklaim terhitung lambat, meski tak diumbar berapa kecepatan pastinya saat kejadian.
Diketahui,
negara-negara di seluruh dunia sedang gencar mengembangkan teknologi
mobil tanpa awak. Salah satu negara Asia yang paling awal
mengimplementasikannya adalah Singapura.
Mobil tanpa awak di Singapura sejak Agustus
Sejak awal tahun ini, pemerintah Singapura telah menyepakati kerja sama dengan nuTonomy untuk memboyong teknologi self-driving cars. Ke depan, pemerintah agaknya bakal bekerja sama dengan lebih banyak perusahaan serupa.
Perlu
dicatat, nuTonomy bukan produsen mobil, melainkan penyedia teknologi.
Kendaraan-kendaraan yang diuji coba adalah buatan vendor mobil seperti
Renault dan Mitsubishi.
Uji coba taksi baru di Singapura itu
terdiri dari enam armada, masing-masing memiliki sistem kompleks dengan
laser yang beroperasi seperti radar untuk memonitor lingkungan sekitar
mobil. Ada juga beberapa kamera yang terhubung dengan software.
Taksi-taksi
ini akan berjalan di daerah seluas 4 km persegi di bagian barat
Singapura. Juga, ada lokasi penjemputan dan penurunan penumpang yang
sudah ditetapkan, jadi penumpang tidak bisa naik dan turun semau mereka.
Selama
masa uji coba, masyarakat tak dipungut biaya. Hanya saja, warga
Singapura harus mendaftar untuk bisa menjajalnya. Karena masih diuji,
mobil yang beredar tetap diawasi oleh tim engineer nuTonomy.
Pemerintah Singapura menargetkan realisasi armada taksi yang benar-benar tanpa sopir dimulai pada 2018 mendatang.
0 komentar:
Posting Komentar